Kapan darah terhenti terkecap pertiwi?
siksaan batin tanpa henti, tanpa arti
di gerus biadab, terus menerus. Harap MATI.
Lagi, Kapan darah terhenti terkecap pertiwi?
Entah setan apa bercinta denganmu mesra
menyetan angkuh dengan pangkat bintang di dada,
hingga lupa Sang Maha, Sang Esa, Sang Rahim,
Kau, dengan uang haram perahan si kecil dan si miskin,
beli kau tanah tumpahan darah rakyat,
bangun bordil berbendera negeri,
puaskan birahi kaum berkantong gemuk.
Ingat lagi, kala kau sumpah Tuhan, tapi setan terbisik dalam
Kala kau sumpah kasih, tapi bejat mewarna diri, kelam.
Kala kau sumpah setia, tapi otak tercium bacin
Hingga laun kini kau duduk di kursi bordil tertinggi negeri
Lagi, Ku tanya, Kapan darah terhenti terkecap pertiwi?
launkan bila engkau tergilas senja?launkan bila negeri terbelah dua?
launkan bila anjing mengucap Tuhan?
Lagi, Ku tanya, Kapan darah terhenti terkecap pertiwi?
Kau, dia, aku, beliau,siapa yang terselimut sutra putih tak terhitam?
ganti sang musrik pemilik bordil negeri,
jadi ibadah suci penolong pertiwiSiapa?
Siapa kelak sarangkan Tuhan di puncak kekuasaan tertinggi?
kini pengais ilmu kau bunuh dengan muka berduit,
kau bunuh dengan gedung rata tanah, di hempas perut gendutmu
Lagi, siapa kelak sarangkan Tuhan di puncak kekuasaan tertinggi?
ini negeri penuh masa depan, tapi biadab
ini negeri penuh potensial, tapi tak berkasih
ini negeri penuh religi, tapi penuh setan
ini negeri pencari Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar